Kesalahan-kesalahan yang Nyebelin di Jurassic World: Fallen Kingdom

dnk-jurassic

Tulisan ini mengandung spoiler. Jika kamu belum menonton, kamu boleh untuk tidak melanjutkan membaca.

Tanggal 6 Juni kemarin, Universal Studios merilis film Jurassic World: Fallen Kingdom(2018). Film ini merupakan sekuel dari film Jurassic World (2015) dan film ke-5 dari seri film Jurassic Park.

Meski bukan Steven Spielberg lagi yang menggarap, dua sekuel terakhir tersebut nggak membuang konsep horror-action khas seri Jurassic Park. Bahkan, saking nggak membuang konsep awal, pola ceritanya juga ya sama aja.

Di film Jurassic Park 1 (1993), ceritanya tentang tragedi di kebun binatang prasejarah yang tadinya mau dibuka John Hammond, sing nggagas Jurassic Park. Sedangkan Jurassic Park 2: Lost World (1997) menceritakan tentang orang serakah yang nyulik Dinosaurus ke kota buat jadi penghasilan pribadi.

Kok ya pola yang sama juga kelihatan jelas di film Jurassic World (2015) dan Jurassic World: Fallen Kingdom (2018). Mirip banget. Yang satu ceritanya kebun binatang rintisan John Hammond ini beroperasi, yang lainnya ya pingin mengeksploitasi Dinosaurus.

Cuma, film terakhir ini memang kesan dark-nya memang cukup kental. Sisi emosional juga banyak diangkat meski film tersebut tetep mencekam dan bikin kaget sampe pingin misuh.

Kalau runut nonton semua filmnya, mulai garapan Steven Spielberg sampai Juan Antonio Bayona, sepertinya manusia terkesan nggak mau belajar dari kesalahan. Ironisnya, pesan itu berlaku juga untuk film ini. Iya, banyak kesalahan. Tapi ya memang, orang mungkin banyak yang luput saking terkesimanya penonton pada adrenalin yang naik turun dan CGI yang kerennya nggak kira-kira.

Dimulai dari kesalahan-kesalahan pada gambaran Dinosaurus. Dari awal sekuel tersebut diproduksi, bentuk dan anatomi Dinosaurus ya gitu-gitu aja, meski sains membuktikan konsep tersebut sebenernya salah. Kelihatan banget kalo garapan J.A. Bayona cuma ngikut-ngikut konsep Dinosaurus rekaan Steven Spielberg.

Padahal, konsep Dinosaurus tersebut juga banyak yang salah. Misalnya, Velociraptor itu aslinya ya cuma seukuran ayam kalkun. Yang seukuran di film itu bukan Velociraptor, tapi sepupu dari Velociraptor, yang dikenal dengan nama Deinonychus.

Kalo ngikut temuan terakhir, keluarga Velociraptor dan Teropoda lainnya seperti T-Rex mestinya juga berbulu seperti unggas. Lah T-Rex ini sebenernya cikal bakal ayam, kok. Bagusnya, di film terakhir tersebut, ada revisi perilaku berburu pada T-Rex. Karena seperti ayam, pola berburun T-Rex itu pasif. Nggak aktif seperti yang diceritakan di seri Jurassic Park garapan Spielberg.

Berdasarkan penelitian dan temuan terakhir, ternyata suara Dinosaurus itu nggak kayak gitu. Nggak menggeram, menggonggong, apalagi mengaum. Malah Dinosaurus bersuara seperti burung.

Okelah, itu kan rekayasa genetik. Ya wajar aja kalo ada kesalahan-kesalahan anatomi kayak gitu.

Tapi gimana ya. Dari awal aja udah salah. Rekayasa genetik gimana ceritanya? Dari mana? Dari DNA nyamuk yang apes kejebak di batu Amber? Secara teori itu nggak mungkin dilakukan. Ya masa iya nyamuk cuma minum darah Dinosaurus? Kalaupun mungkin bisa ambil sampel darah, bakal banyak distorsi pada DNA yang diambil.

Dinosaurus juga seharusnya nggak cerdas. Apalagi di film digembar-gemborkan kalo Velociraptor itu cerdas. Plis deh. Lingkar otak Dinosaurus itu aslinya kecil. Jadi agak aneh kalo Velociraptor dibilang pinter. Apalagi disebut kalo Indoraptor yang berasal dari DNA Velociraptor jadi ikutan pinter. Saking pinternya, masa sampe bisa nyongkel jendela pake jari. Bentar. Ketawa dulu. :))))

Itu baru ngebahas kesalahan-kesalahan konsep Dinosaurus. Tapi sebenarnya, kesalahan-kesalahan itu bisa kok dimaklumi untuk ngangkat kesan horor yang akan “menghibur” penonton.

Tapi gimana ya!? Beberapa skena juga terkesan aneh dan janggal, bahkan nggak nurut hukum fisika.

Di film-film sebelumnya, kita sama-sama tau bahwa senjata api nggak bisa dipake untuk ngelawan Dinosaurus. Lha kok tiba-tiba, Blue –yang jadi primadona Jurassic World– malah mempan sama revolver biasa sampai kehilangan banyak darah. Sementara di film sebelumnya pas kawanan Velociraptor ditembaki, ya nggak ngaruh blas.

Seharusnya, J.A. Bayona bisa konsisten terhadap konsep ini. Transfusi darah antar spesies pas adegan penyelamatan nyawa Blue juga terkesan agak ngaco. Emang bisa apa?

Selanjutnya, ada adegan pas Indoraptor manjat dan jalan di atas genteng kediaman keluarga Lockwood serta atap Glass House. Ukuran Indoraptor itu kalau dikira-kira ya seukuran utahraptor, sepupu Velociraptor yang paling gede. Berat utahraptor diperkirakan sekitar 1 ton.

Jadi kalo diasumsikan berat Indoraptor juga segitu, kok ya gentengnya nggak ambrol? Terus kok ya rangka Glass House nggak brojol? Jangan-jangan, Indoraptor juga dikasih DNA Wong Fei Hung sama Dr. Henry Wu. Makanya dia bisa punya ilmu meringankan tubuh.

Tapi, demi estetika dan obat keren film, ya balik lagi, maklumi wae. Selama film masih bisa tegang, selama penonton masih bisa tahan napas, selama film jadi laris, ya biarin aja, lah.

Kalau terlalu manut konsep nyata juga bisa beda ceritanya. Misal, di film selanjutnya, Mosasaurus yang kelepas di awal film ini bakal mati terdampar di pantai dengan isi perut penuh sampah plastik. Eh, maap. Kelepasan.

Biarin lah, nggak apa-apa. Yang penting film ini masih layak tonton. Tentu buat yang umurnya 13 tahun ke atas lah, ya. Banyak, kok, sisi lain dari film ini yang bagus. Mulai dari CGI, directingscript, timing script yang mengena, semuanya ya manjain mata. Meski sebenernya film ini lumayan sangat membosankan.


Tulisan ini pernah dimuat di dnk.id pada tanggal 9 Juni 2018 dalam bahasa Suroboyoan yang santai.

Emangnya Bunuh Diri itu Tren!?

Minggu lalu, portal-portal berita dan media sosial penuh berita kasus bunuh diri. Nggak tanggung-tanggung, 3 kasus sekaligus dalam satu minggu. Awalnya tersiar kabar kematian Kate Spade, fashion designer asal Amerika yang tajir melintir. Tanggal 6 Juni kemarin ia memutuskan untuk bunuh diri, nggak tau alasannya apa.

Belum juga surut berita tentang Kate Spade, mendadak rame kabar Anthony Bourdain, chef terkenal yang juga penulis dan pembawa acara TV di Prancis, bunuh diri di tanggal 8 Juni 2018. Pas lagi rame-ramenya, tau-tau muncul lagi berita ada laki-laki berumur 26 tahun asal Perancis, terjun dari atap Masjidil Haraam Makkah.

Kalau kita lihat lagi ke belakang, tahun 2017 kemarin, sejumlah kasus bunuh diri juga viral di portal-portal berita dan media sosial. Baik dari kalangan selebritis, ataupun orang biasa. Di bulan Maret, seorang laki-laki asal Jakarta melakukan bunuh diri dengan menggantung dirinya. Ia menyiarkan juga prosesi bunuh dirinya di Facebook Live. Sebelumnya, di awal tahun 2017, hal serupa pernah dilakukan oleh seorang gadis berumur 12 tahun asal Polk County, negara bagian Georgia. Ia menyiarkan prosesi bunuh dirinya di Facebook Live setelah mengalami kekerasan seksual.

Masih segar dalam ingatan, Idola anak-anak 90-2000an, Chester Bennington yang merupakan vokalis band Linkin Park, bunuh diri di usia 41 tahun, Juli tahun lalu. Anak-anak 90-2000an yang besar bersama lagu-lagu ciptaannya tentu saja sedih mendengar berita ini. Penggemar K-Pop juga nggak kalah sedih waktu tersiar kabar bahwa Jonghyun, personel SHINee, bunuh diri bulan Desember 2017 kemarin.

Kasus bunuh diri ini memang nggak bisa dianggep remeh. Saking nggak bisa dianggap remeh, kalo dihitung-hitung, paling nggak sebanyak 800.000 orang meninggal tiap tahun akibat bunuh diri. Sehingga bunuh diri ada di urutan ke-17 dari semua penyebab kematian di dunia tahun 2015.

Di Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2015 ada seenggaknya kasus bunuh diri yang tercatat. Belum lagi yang nggak tercatat. Kalo di Jakarta, menurut dr. Ronny Tri Wirasto, SpKJ, seenggaknya ada 100.000 orang yang pernah nyoba untuk bunuh diri di tahun 2006. Kalo dibikin rata-rata, ya paling nggak ada sekitar 274 orang per hari di Jakarta yang nyoba bunuh diri tahun itu.

Kalo melihat data WHO, angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia tahun 2012 nyampe 10.000. naik dua kali lipat kalo dibanding angka tahun 2010 yang nyampe 5.000. Sementara tahun 2016, rata-rata kematian akibat bunuh diri di Indonesia ini mencapai 3,4 % dari 100.000 sampel populasi di Asia Tenggara.

Menurut data WHO juga, 75% kasus bunuh diri di dunia itu terjadi di negara-negara dengan kondisi perekonomian yang rendah dan menengah. Tapi yo jangan salah kira, di negara maju kayak Amerika Serikat, kasus bunuh diri ini juga tinggi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, setiap tahunnya 10.000 orang Amerika Serikat meninggal karena bunuh diri.

Di era serba internet ini, penggunaan media sosial dianggap menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya angka kematian akibat bunuh diri. Karena di media sosial, pertukaran ide atau gagasan, berita, dan informasi, berlangsung sangat cepat. Termasuk konten-konten yang sifatnya negatif.

Penyebaran berita tentang kejadian bunuh diri ternyata juga punya peran dalam peningkatan angka kasus bunuh diri. Selain memberikan informasi, menurut hasil studi, berita tentang kasus bunuh diri ternyata juga bisa menjadi trigger bagi orang lain yang juga punya kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Semacam dijadikan pembenaran untuk mengakhiri hidup.

Tapi sebenarnya, penyebab utama orang pengen bunuh diri ini ya tetep perkara kesehatan mental. Sedihnya, malah orang-orang dengan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri ini dianggap karena jauh dari agama. Lah itu tadi di atas ada berita orang terjun dari atas Masjidil Haraam, kok.

Ada lagi yang menganggap perilaku bunuh diri itu cuma sekedar tren atau cari sensasi. Nggak sesederhana itu. Depresi apalagi yang sampai menjurus ke arah perilaku suicidal bukan tren kayak elo-elo yang latah ikutan joged di aplikasi Tiktok.

Dr. John Campo, ketua bidang psikiatri dan perilaku kesehatan di The Ohio State University Wexner Medical Center pernah bilang, orang-orang yang punya kecenderungan buat bunuh diri ini mengalami keputusasaan dan rasa sakit yang nggak kira-kira, jadi ya mereka percaya mati itu lebih baik. Mereka bukan nggak pengen hidup. Mereka justru pengen hidup, tapi ya pengen mati juga. Mereka itu kebingungan.

Beliau juga bilang, banyak orang yang ingin bunuh diri sebenernya berjuang secara intensif dengan pertentangan batin dan pikirannya. They fight. Mereka ini butuh mendapatkan pertolongan. Bukannya dinyinyirin, diomelin, atau dihakimi. Karena itu malah bisa memperburuk kondisi kesehatan mental mereka.

Lingkungan sekitar dan orang-orang terdekat memang punya andil dalam berhasil atau gagalnya  bunuh diri. Sikap dari lingkungan sekitar dan orang-orang terdekat bisa memperburuk kondisi, atau justru malah menyelamatkan orang-orang yang ingin bunuh diri. Misalnya, bulan Januari kemarin, usaha bunuh diri yang dilakukan seorang karyawati di Kelapa Gading, Jakarta, akhirnya gagal. Tadinya dia mau lompat dari atas gedung. Untungnya pemilik gedung buru-buru telepon polisi, dan usaha bunuh diri karyawati tersebut gagal total.

Selain melaporkan orang yang kelihatannya punya tindak-tanduk melakukan bunuh diri, sebenarnya orang-orang terdekat dan lingkungan juga bisa mencegah kejadian bunuh diri dengan jadi support system buat orang tersebut.

Terus gimana emang tanda-tanda orang yang punya kecenderungan untuk melakukan bunuh diri? Meski sulit, seenggaknya ada beberapa gejala yang bisa dilihat dan dijadikan patokan.

  1. Putus asa sama masa depannya

Merasa dan bahkan mungkin curhat ke orang lain kalo dirinya nggak berdaya, nggak berguna, nggak punya masa depan. Bahkan ya mungkin bilang kalo dirinya udah hopeless, udah nyerah sama hidupnya.

  1. Benci, mencela, dan menghujat diri sendiri

Biasanya dari pikiran putus asa sama hidupnya, kemudian orang yang punya kecenderungan untuk bunuh diri ya jadi benci sama dirinya sendiri. Benci sama hidupnya sendiri. Merasa jadi beban bagi orang lain, merasa bersalah, merasa nggak (pantes untuk) dicintai, merasa nggak pantes untuk hidup.

  1. Merusak diri sendiri

Orang yang punya tendensi untuk bunuh diri juga kemudian jadi ngerusak diri sendiri. Dari mulai make NAPZA, minum miras berlebihan, nggak peduli murni  atau oplosan (orang udah nggak takut mati kok), kebut-kebutan, atau yang lebih sederhana, nggak mau mandi berhari-hari, nggak mau makan berhari-hari, nggak peduli kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri.

  1. Mengucilkan diri dari orang lain

Orang-orang yang punya tendensi untuk bunuh diri juga mengalami perubahan perilaku sosial. Kalo biasanya diajak kumpul nggak masalah, bisa tiba-tiba ngilang, narik diri dari orang lain, lingkungan, bahkan pertemanan.

  1. Ngomongin rencana untuk bunuh diri

Biasanya orang yang mempunyai kecenderungan untuk bunuh diri juga ada omongan sadar nggak sadar untuk mengakhiri hidupnya. Jadi kalo ada yang curhat terus selewatan ngomong begini, perlu dicurigai, sih.

  1. Nyari cara untuk mengakhiri hidup

Ada juga perilaku yang nyari cara buat bunuh diri. Dari mulai cara pendek dan sederhana, sampe yang terencana.

  1. Mengatur segala hal untuk ditinggal

Orang yang pingin bunuh diri juga nggak jarang bikin wasiat, atau tau-tau ngasih barang-barang kesayangannya ke orang lain.

  1. Pamitan

Nah, kalo udah pamitan begini nih yang ngeri-ngeri sedap. Tau-tau dateng, tau-tau nge-chat atau telepon, cuma buat pamitan. Buru-buru seriusin kalo ada yang modelan kayak gini.

Kalo tanda-tanda di atas keliatan di orang-orang yang kamu kenal, coba bujuk supaya mau ditangani oleh profesional. Kalo tanda-tanda di atas kamu yang alami, mendingan segera cari pertolongan deh. Kamu bisa menghubungi psikiater atau suicide hotline di bawah ini:

Into The Light

e-mail: intothelight.email@gmail.com, pendampingan.itl@gmail.com
Twitter: @intothelightid
Instagram: @intothelightid

Savethelight.id

Jatim:
0813 3351 2967 (Rosa), 0813 3638 8728 (Vini), 0812 2643 6448 (Michael), 0822 3204 8659 (Maria), 0821 3923 7856 (Liyah)
Jakarta:
0813 1498 8214 (Alif), 0812 8787 7479 (Bibi), 0812 9070 4035 (Bondan), 0822 4651 4726 (Novia), 0812 8565 1224 (Sabillah)
Jabar:
0822 4603 3788 (Ana), 0813 1202 1131 (Ilyas), 0813 8881 8145 (Marsha), 0821 3745 3862 (Tika)
Jateng:
0812 1638 8199 (Dias), 0812 1638 8283 (Ega), 0812 3131 9448 (Lusi), 0812 2582 8826 (Dini), 0812 9108 1619 (Arin)
Instagram: @saveyourselves.id

LSM Jangan Bunuh Diri

Telp: 021-96969293
e-mail: janganbunuhdiri@yahoo.com

LSM IMAJI (Inti Mata Jiwa)

Telp: 0274-2840227
e-mail: mail@imaji.or.id

Indonesia Mental Health Care Foundation

e-mail: mentalltycareid@gmail.com

Hati-hati, jangan buru-buru.

Rasa-rasanya, bukan sekali dua kali saya menganjurkan untuk tidak terburu-buru dan menjaga kehati-hatian dalam menjatuhkan tuduhan, label, atau putusan pada masalah-masalah yang kebenaran di dalamnya adalah samar. Rasa-rasanya, bukan sekali dua kali saya mengatakan bahwa segala sesuatu akan dimintai pertanggung jawabannya. Bukan apa-apa. Alih-alih “menyuarakan kebenaran”, yang ada hanya memburuknya hati karena buruk sangka, keluarnya celaan dan hinaan, ghibah, bahkan fitnah. Inilah kenapa saya katakan bahwa melakukan kroscek atau tabayyun terlebih dahulu itu penting.
Supaya tidak terjebak pada hal-hal yang demikian, ada beberapa prosedur yang biasa saya lakukan dalam menyikapi masalah seperti ini.
Yang pertama, saya harus mengetahui dulu dasar berita yang dibuat, istilah-istilah yang dipakai, dan kemudian membandingkannya dengan fakta-fakta (bukan asumsi apalagi tuduhan orang lain) yang ada.
1. Apabila tersebar berita, seseorang dianggap komunis/liberal/penganut isme-isme tertentu, pahami dulu term/istilah komunis/liberal/isme-isme yang digunakan. Hal ini penting. Karena kebanyakan orang yang menjatuhkan tuduhan-tuduhan semacam itu, tidak mengerti istilah-istilah yang digunakan.
Sebagai contoh, “komunis tidak mempercayai Tuhan”. Faktanya, komunisme sendiri secara garis besar adalah ideologi politik yang mengedepankan kesetaraan dan kesejahteraan rakyat. Dan faktanya, term ini digunakan pada rezim orba untuk mendemonisasi mereka yang lebih pro kepada kerakyatan daripada ke rezim yang berkuasa pada saat itu. Tidak ada hubungannya antara kepercayaan/belief seseorang terhadap keberpihakan seseorang dalam politik.
Setelah mengerti term yang dimaksud, lalu sandingkan dengan fakta-fakta (bukan asumsi/tuduhan) dan bukti-bukti yang ada, apakah seseorang yang dimaksud itu menganut isme-isme tersebut? Kalau iya, apakah salah? Salahnya di mana? Bila yang dilakukan salah, mana yang benar yang seharusnya dilakukan?
2. Apabila tersebar berita, seseorang dianggap sesat/kafir, coba cari tau bagaimana pandangan para ulama mengenai perilaku yang diberitakan sesat tersebut. Cari rujukan/dasar hukum dari Al-Qur’an, Al-Hadits, dan kitab-kitab klasik ulama-ulama terdahulu. Pahami rujukan tersebut. Setelah itu semua dilakukan, lihat ke yang dituduh, apakah ia melakukan amaliyah yang menjadikannya ia sebagai tertuduh pelaku kesesatan. Apakah benar dia melakukannya atau tidak? Kalau ia melakukan, cari tau musabab ia melakukan hal tersebut dan kembali lagi membandingkan dengan dasar hukum yang ada (Qur’an Hadits, Ijma’). Tidak cukup sampai di situ saja, lihat juga ke diri sendiri, apakah diri sendiiri cukup kompeten menjatuhkan tuduhan sesat/kafir terhadap orang tersebut? (Ini juga berlaku terhadap tuduhan-tuduhan bahwa seseorang itu syiah, atau apakah syiah itu sesat atau tidak).
Lalu bagaimana jika dalam mencari rujukan dari ijma’ para ulama kemudian ditemukan perbedaan pendapat? Bolehkah kita lantas mencela atau menghina apalagi memfitnah ulama yang berbeda pendapat tersebut? Dalam hal ini, saya selalu melihat ke diri sendiri, apakah saya cukup pantas dan kompeten (dengan segala keilmuan yang saya punya) untuk menghakimi? Dan yang paling penting, apakah diperbolehkan untuk menghina/mencaci/memfitnah mereka yang masih bersyahadat (bahwa Allah adalah Tuhannya dan Muhammad Rasulullah adalah utusan-Nya), dan shalat menghadap kiblat? Adakah dasar hukum (Qur’an/Hadits/Ijma’) yang memperbolehkan kita melakukan hal tersebut? Kalau saya, memilih diam. Pun terhadap ulama-ulama yang saya tidak sependapat pada fatwanya (dikarenakan perbedaan pendapat dari fatwa guru-guru saya yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah Saw, yang tentunya, adab seorang murid harus mempercayai gurunya), saya tetap merasa tidak pantas memberikan cacian/hinaan/fitnah terhadap mereka. Alih-alih demikian, lebih baik saya memohon petunjuk kepada Allah dan mengembalikan permasalahan kepada-Nya.
3. Jika beredar suatu berita pun, sebaiknya lakukan kroscek dan membandingkan antara sumber satu dengan sumber lainnya. Jangan terburu-buru menyebarkan. Membaca, mencari tahu, dan mengedukasi diri sendiri itu lebih penting dibanding terburu-buru menggerutu dan menyebarkan konten hanya karena nafsu tersulut oleh judul berita dan narasi yang disampaikan.
Berhati-hati itu penting, supaya kita tidak merugi. Ya semoga saja kita bukan termasuk orang-orang yang gemar memakan daging saudara sendiri. Semoga saja kita bukan termasuk orang-orang yang merugi. Semoga Allah memberikan petunjuk dan ampunan terhadap kita.
19149391_10210817759493256_3963627962785621505_n

Ahli Segala, Pakar Mengada-ada

Kemarin lusa, banyak orang-orang tiba-tiba saja menjadi pakar agama. Tiba-tiba saja mereka menjadi ahli dalam menjatuhkan vonis ini itu kepada siapa saja yang berbeda. Pokoknya, sumber-sumber mereka yang cuma satu dua paragraf, beberapa ceramah, atau penggalan-penggalan ayat maupun sabda Rasul, cukuplah untuk menjadikan mereka ahli. Siapa peduli yang berbeda dari mereka lahir dari sekian banyak kitab, dan puluhan tahun menuntut ilmu agama.

Lalu, tiba-tiba mereka jadi ahli fisika. Dari segudang teori fisika, paper, dan jurnal ilmiah, itu mah nggak ada apa-apanya dibanding yakin. Iya, yakin kalau bumi itu nggak speris. Bumi itu datar. Jadi segala macam teori dan penelitian itu ya cuma konspirasi aja. Nggak tau deh konspirasi buat ngapain.

Setelah itu, tiba-tiba saja orang-orang mendadak menjadi pakar politik. Paham betul mereka tentang macam-macam ideologi. Ya pokoknya yang berbeda dari mereka itu liberal, atau komunis. Iya, komunis. Itu lho, yang anti Tuhan. Salah lah pokoknya. Meski disodorkan pengertian-pengertian dan serenceng definisi tentang macam-macam ideologi, pokoknya liberal dan komunis itu adalah sebuah cacat peradaban. Harus dibasmi karena mengancam. Entah mengancam siapa. Ya pokoknya mengancam. Meski sudah tinggal nama dan menjadi hantu, pokoknya biar ada kambing hitam aja. Jangan mau salah dong.

Belum juga habis rokok sebatang, tiba-tiba mereka sudah jadi ahli intelejen. Sigap betul bilang mau ada invansi gede-gedean dari negeri seberang. Cekatan bilang pemerintahan ini mau menghancurkan agama. Informasi intelejen itu datang bertubi-tubi dari sosial media, juga artikel-artikel di blog, atau portal berita yang kantornya sendiri nggak tau ada di mana, reporternya siapa, editornya siapa, redakturnya siapa, dan sering terbukti nggak benar. Pokoknya ambil aja, klik share, sambil kasih tanggapan menggerutu. Kalau salah, ya bodo amat. Salah itu kan menurut mereka yang nggak berdiri di pihak mereka. Buat mereka ya bener-bener aja.

Cukup? Nggak dong. Buktinya, nggak lama, mereka langsung jadi ahli sejarah. Pokoknya, bukti-bukti sejarah, penelitian, referensi, citation, dan lain sebagainya itu salah. Ini karena ada upaya dari pihak lain untuk menyembunyikan kebenaran, yang tentunya versi mereka. Si anu sebenarnya beragama sama dengan kita. Si ini dan si itu juga. Napoleon masuk agama kita. Wong Fei Hung. Hitler. Jackie Chen. Semuanya. Kerajaan Hindu Buddha yang dulu itu, sebenernya kesultanan. Candi ini dan candi itu adalah jejak budaya agama kita. Peninggalan salah satu nabi kita. Walisongo itu cuma hoax. Dan lain sebagainya. Segala sesuatu di masa lampau harus berkaitan dengan agama lah pokoknya. Sebodo amat sama berbagai referensi. Malas baca. Neliti langsung juga cape. Mending patokannya ke satu dua artikel aja.

Jadi ahli kesehatan juga dong. Jangan sampe lah anak dikasih vaksin. Itu racun. Haram. Apalah. Pokoknya jangan deh. Itu nggak sehat. Peduli amat sama yang nolak vaksin terus akhirnya kena penyakit. Udah takdirnya kali.

Duh, kalian ini. Apakah kita sebegitu kerdilnya sehingga begitu haus akan pengakuan, haus akan keagungan, haus akan kekuatan? Kenapa sulit sekali menelan fakta-fakta? Kenapa malas sekali beranjak dari kebodohan sementara begitu jumawa mengenakan jubah kesombongan? Ah, tapi tenang saja. Bagaimanapun juga, kalian tetaplah pakar. Ahli dalam segala. Pakar mengada-ada. Jadi, tetap teruskan, dan jangan berhenti di kamu. Semua orang harus menerima kebenaran versimu. Teruskan. Katakan Aamiin dan bagikan secara paksa pemahamanmu sambil mengatasnamakan agama, meski mengada-ada dilarang dalam agama. Sukses selalu dengan kebodohanmu ya.

Nomor Telepon Basecamp Gunung-gunung di Indonesia

Di bawah ini adalah nomor telepon basecamp gunung-gunung di Indonesia. Siapa tau kamu sedang butuh informasi mengenai gunung yang ingin didaki, atau mengecek temanmu yang sedang mendaki apakah sudah turun atau belum. Atau, untuk keperluan emergensi.

Gunung Jawa Barat:

Gunung Salak

  • Jalur Kawah Ratu/Javana Spa : 085724995370 (P. Dadang)
  • Jalur Cidahu : 08176689004 (Acheng)

Gunung Gede-Pangrango

  • Taman Nasional Gunung Gede Pangarango : 0263519415 (office) / 0263512776 (booking)
  • 081912021180 (P. Usep)

Gunung Ciremai

  • Balai Taman Nasional Gunung Ciremai : (0232) 613152, 085724111966 (Basecamp), 087717717913 (Bang Jaka)
  • Jalur LinggarJati : 081324092194 (Kakek Petualang), 085759891011 / 085321978011 (Cucu Supriatna)
  • Jalur Apuy : 085864245459 (Pak Ubuh), 085795067448 (Iding Iskandar)
  • Jalur Palutungan (Cirebon) : 0821156878243/082115687824 (Kang Kusna)
  • Jalur Linggasana (Kuningan) : 085295810025 (Guntina), 085695500641 (Yudha)

Gunung Cikuray

  • Jalur Pemancar : 081220269190 (Kang Hendy), 0821 2083 5884 (Dede Rohana) 0878 3839 1009 (Kang Dede)
  • BASARNAS : 08111 39349 (Pak Yudi)
  • Jalur Cilawu : 089699835043 – 087827497606 (Kang Ade)

Gunung Papandayan

  • 085659135058 (Erfan), 089661003465 (Kang Zoel), 085723531844 (Kang Ade Bayor)
  • Jalur Cisurupan : 085793371645/ 087827382417 (Omik)
  • Web :http://www.papandayan.info/

Gunung Pulosari

  • Tb Rimbun Nuansa : 087772502505

Gunung Jawa Tengah:

Gunung Slamet

  • Jalur Guci : 085643755398 (Mas Uceng), 081803984342 (Iding), 087730010430 (Aisal)
  • Jalur Bambangan : 085726000335 (P. Sugeng), 085726666912 / 085725107774 (Mas Didin)
  • Jalur Kaliwadas / Kali Gua : 085742035447 (Aji Satriani)
  • Jalur Prabasari, Basecamp : 085629278312
  • FB : InfoSlamet, Twitter:infoslamet

Gunung Sindoro

  • Jalur Kledung : 081328096081, 08190386023, 085869115403 (Mas Poteng), HT : 148.790 MHz
  • Bansari : 085752323195, 082227563734
  • Orang Desa : 085292781090
  • Jalur Tambi : 081227967705
  • Twitter :sindoro_sumbing

Gunung Sumbing

  • Jalur Kaliangkrik – Pak Lilik Setyawan (Kadus Dsn Butuh) : 0896-8824-6671 , 085868611446
  • Twitter :SumbingMt, sindoro_sumbing.

Gunung Lawu

  • CP : 085741307298
  • Jalur Cemoro Sewu : 0857292643795 (Hasan), 085642072573 (Pak Agus)
  • Jalur Cemoro Kandang : 081575899797

Gunung Merapi

  • CP : 081329266656 (P. Syamsuri), 085713121271 (Mas grandong)
  • Jalur New Selo : 085640657456 / 087835090433 (Suroto Sheby)

Gunung Merbabu

  • Jalur Selo : 085728659968
  • Jalur Tekelan : 085225552130 (Mas Thipuk Sidarta); 085225321749 (Mas Masnoer S) atau via twitter @dieeppoo
  • Jalur Cuntel/Kopeng : 085743432595/0857434325957 (Mas Kamplink); 081325932700 (P. Tono) ; 085329720365 (Mas Ando)
  • Jalur Wekas : 085740540437 (GRABUPALA), 082327290278

Gunung Ungaran

  • CP : 085729968373
  • Jalur Bandungan : 081225711243 (Arief)

Gunung Prau

  • CP : 085602170444 ; 085326903444
  • Basecamp : 081229075300
  • Jalur Patakbanteng : 085228283428, 08562777105,
    • Mujib syafii (Mas Pi’i) : 085640086004 / 085228283428,
    • Mas Barudin : 085329449515,
    • Mas Afifi : 08586893 9535,
    • Andi : 087700152388
    • Kukuh : 08562777105
    • Heru : 085642895150

Gunung Jawa Timur

Gunung Arjuna-Welirang

  • Jalur Tretes : 085856052510 (Basecamp)
  • Jalur Lawang : 081330787722 (P. Rudi – Penjaga pos masuk hutan lindung R. Suryo), 081554432204 (Junaedi)
  • Kantor PANDAAN : 0343 630173
  • Kantor MALANG : 0341 483254

Gunung Argopuro

  • CP : 081336017979 (P.Suryadi), 082336446256 (Samhaji)
  • Jalur Baderan : 08113651015 (P.Susiono)

Gunung Semeru

  • Taman Nasional Bromo Tengger Semeru : (0341) 491828 ; Fax. (0341) 490885
  • CP : 0341787055 (P.Samsul)
  • Resort Ranupane : 08283930822, 081227920297 – Mahmudin (petugas), 0341787055 (Mas Gofur)

Gunung Raung

  • KPW Gunung Raung : (0332) 321305 / Hp 08133386224
  • Jalur Kalibaru : 087755632664 (Ely)
  • REGGAS : 081336367861 (Hilmi), 085859038489 (Cak Inung)

Gunung Buthak Blitar

  • Jalur Sirah kencong Blitar dan Jalur Panderman Batumalang : 081555667595 (Nunung)

Gunung Anjasmoro Mojokerto

  • CP : 085648225766 (Kang Bayik)

Gunung Luar Jawa

Gunung Rinjani :

  • Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
    Jl. Arya Banjar Getas Lingkar Selatan, Mataram – NTB.
    Telp.(0370) 641155(0370) 27851 (Dephut), (0370) 627764 (Pengelola)
  • 081803644654 (Opik Mtp)

Gunung Kerinci :

  • Kantor Balai Besar TNKS :
    Jl. Basuki Rahmat No. 11, Sungai Penuh 32112, Jambi 37101
    Telp. (0748) 22250; Fax. (0748) 22300
  • 085367588494 (Mas Lihun – Penjaga)

Gunung Tambora :

  • Balai Konservasi SDA Nusa Tenggara Barat
    Jl. Majapahit No. 54.B Mataram 83115
    Tlp. (0370) 627851, 633953 | Fax. 0370-627851
  • 085216032004 (Arisman)
  • 082340693138 (Bang Syaiful – Base Camp Desa Pancasila)

Informasi lain seputar pendakian: